Lampu Kedip-Kedip

"Pah, lampunya kok nyala-mati nyala-mati terus?", kata Magdala sambil mengedip-ngedipkan matanya.

Anak mbarep saya ini memang memiliki sense of humor yang cukup tinggi, hampir tiap hari ada saja polahnya yang membuat tersenyum bahkan tertawa ngakak. Tidak hanya di rumah, bahkan di sekolah pun demikian.

Belang-Belang

Karena pas libur lebaran di rumah kakek dan neneknya kemarin dibilangin "Kok item?", sepulangnya dari sana Magdala  tidak lagi sepedanan. Tiap ditanya jawabnya, "Biar putih!"

Lalu kubilang padanya, "Mau hitam, mau coklat, mau putih, gak masalah. Tetap anaknya papah dan mamah. Yang penting gak belang-belang".

"Belang-belang itu yang seperti apa?", tanyanya.

"Belang-belang kaya zebra".

Magdala lalu diam.

Meratapi Diri

Pulang dari stadion kami melewati toko buku dan alat tulis yang ramai dengan para pembeli.

"Wah, orang-orang sibuk pada mau beli perlengkapan sekolah, karena Senin sudah masuk.", kata mamanya Magdala.

Magdala yang mendengar perkataan tersebut langsung nyahut pelan, "Sementara aku, perlengkapanku sudah usang, pensilnya patah."

Seperti Tempe

Suatu hari Magdalena dan kakaknya, Magdala, berenang i kolam renang umum. Setelah beberapa lama berendam di kolam, Magdalena sejenak memandangi tangannya yang kulitnya berkerut-kerut.

Kemudian dia bilang, "Kak, tanganku seperti tempe!"

Tiba-Tiba

Semalam, Magdala ngajak pergi ke angkringan kang Slamet. Sesampainya di situ, dia langsung clingak-clinguk mencari tahu bacem. Setelah gak menemukan yang dia cari, dia lalu ngomong, "Gak ada, pah"

"Ya udah, ambil yang lain. Gorengan atau sate", kataku
"Gak mau"

Tapi dia belum beranjak, sementara aku ngobrol sama kang Slamet.

Tiba-tiba dia nyeletuk, "Pak, ada tangan!", sambil menunjuk cakar ayam.

Aku tersenyum, seorang bapak yang sedang menikmati cakar ikut tersenyum, lalu ngomong saya Magdala, "Nih, mau tangan?"

"Gak", jawab Magdala

Aku masih ngobrol sama kang Slamet, sambil menungu pesanan jahe panas. Lalu aku melihat lagi ke arah Magdala, waktu itu dia sudah memegang setusuk sate telur puyuh. Aku tersenyum.

Melihatku memerhatikannya, Magdala lalu ngomong, "Tiba-tiba tanganku ngambil sendiri kok, pah. Bener!"

Aku senyum, sambil mengelus kepalanya. lalu aku ngobrol lagi dengan kang Slamet. Tak berapa lama, aku menengok lagi ke arah Magdala yang sudah menggigit satenya.

Dia kemudian ngomong, "Tiba-tiba mulutku makan sendiri kok pak".

Kembali aku tersenyum.

Ikan Lele

"Nang, kalau menyendok ikan lelenya sedikit-sedikit saja. Nanti cepat habis lho", kataku.

"Lha wong lelenya sendiri yang bilang -aku, aku, aku, aku-, makanya kusendok semua', jawab Magdala.

Gak Bisa Tidur Karena Kangen

Ceritanya ini Magdala sedang liburan di rumah Mbahnya.

Papah: "Lagi apa nang?"
Magdala: "Lagu mainan sama Kiki."
Papah: "Sudah sholat?"
Magdala: "Belum."
Papah: "Sholat, ya. Kalau mau bobok berdoa dulu. Papah ini baru istirahat di Masjid."
Magdala: "Iya."

Keesokan paginya dapat cerita dari Omnya kalau semalam Magdala jam 1an terbangun, karena mimpi jelek (kata Magdala), terus nonton tivi sampai jam 5 baru bisa tidur lagi.

Keesokan harinya lagi, Mbahnya cerita kalau Magdala tidak bisa tidur setelah kemarin waktu telepon itu saya bilang "istirahat di Masjid". Di dalam pikiran Magdala apa yang membuatnya tidak bisa tidur adalah "Kasihan papah bobok di Masjid. Nanti kalau (barang-barangnya) dicuri orang bagaimana?".

Begitu ceritanya. Oalah nang nang, mungkin karena kangen?