Telat Jemput Sekolah



Kemarin saya telat jemput Zaafa, sesampai di TPQ dia sudah duduk manyun sendirian sementara bakul-bakul jajanan mulai berkemas.

Begitu saya tiba langsung dia nyerocos ngomong, "Gara-gara papah, aku tadi sampai dikunci gerbangnya. Aku tadi melompati pagar, lewat batu bata itu". Sambil menunjuk ke arah pagar dan gerbang sekolah yang sudah terkunci.

Lalu saya sampaikan alasan saya, "Tadi bensinnya habis, harus diisi dulu. Setelah diisi penuh, papah langsung ngebut dan ngepat ngepot kaya Valentino Rossi. Bahkan sampai menerobos lampu merah, padahal itu salah dan harusnya tidak boleh. Iya, kan?".
.
Sekilas saya melirik ekspresi wajahnya, yang tadinya manyun lalu perlahan berubah seperti menahan tawa atas alasanku itu. Kemudian dia nyeletuk, "Pruttttt!!!"

Jangan Percaya



Beberapa hari lalu setelah pergi seharian, om Toyo dan om Prast mampir ke rumah sekitar jam 9 malam. Sebelum mereka berdua pamit pulang, kami berbincang dulu. Selain kami bertiga, kedua anak saya juga ikutan nongkrong di teras rumah.

Tak afdol jika ngobrol tidak ditemani dengan kopi panas, maka istri saya menghidangkan 2 gelas kopi susu untuk kedua orang tamu kami.
Perbincangan tidak dibatasi oleh sebuah topik khusus, meski pada awalnya membahas sejarah walisongo berdasarkan buku Babad Walisongo yang ditulis oleh Yudhi AW, namun perlahan-lahan bergeser ke arah bagaimana menjalani hidup, baik berdasarkan ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu leluhur Jawa.

Bagaimana nasib baik dan nasib buruk yang menimpa kita berasal dari Sumber yang sama. Bagaimana kita menyikapinya. Bagaimana leluhur kita hidup berdampingan dengan alam. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Namun perbincangan terhenti sejenak dan berubah menjadi tawa yang tak kunjung mandheg ketika di tengah perbincangan anak laki-laki saya nyeletuk dan ngomong kepada kedua tamu saya, "Omongannya papah jangan dipercaya!".

Anak Kecil Tidak Boleh

Magdala sedang duduk di pintu belakang rumah sambil memandangi pohon pisang bersama adiknya, Magdalena.

Lalu Magdalena minta sesuatu sama kakaknya itu, "kak, minta jajannya".
"gak boleh", jawab Magdala. "ini ada tulisannya -tidak boleh untuk anak di bawah 6 tahun-", lanjut Magdala lagi.



Kecis

Si cewek ini dulu waktu kecil bikin kuatir Kakung Udin dan Tati. Tiap dolan ke Ungaran, sewaktu dia belum bisa jalan, nek pas digendong kakunge pasti sambil mijit2 kakinya Magdalena Zahirah Aleyya, dengan harapan agar bisa segera berjalan.


Kemudian setelah bisa berjalan, Ayya ini memang pendiam, alias gak mau ngomong. Bikin kuatir lagi. Tiap dolan ke Ungaran nek pas digendong kakunge juga sambil didoain biar bisa segera omong.

Eh, sekarang, malah nek sudah ngomong Aleyya gak mau disuruh meneng. Ngemeng ae.



Pengen Jam


Anak wedok lagi ngebet pengen dibeliin jam tangan yang bisa digunakan untuk video call dan tahan air sehingga bisa dipakai untuk berenang.


"Ndhuk, gak usah beli jam tangan, ya.", kataku.
"Lah kenapa, Pah?"
"Kemarin ada orang pakai jam tangan seperti itu, terus jam tangannya diminta dan diambil sama perampok!"
"Mana fotonya? Halah, Papah ngapusiiii!!!", sahutnya.

Buka Sithik Joss!

Sewaktu nonton tivi tiba pada adegan seseorang membuka jendelanya sedikit, terus orang itu kaget karena ada hantu. 

Magdala bilang, "pah, pas jendelanya dibuka sithik, harusnya 'kan terus bilang: joss!"

Aku pun tertawa dibuatnya.

(Seumpama) Upin Ipin

[pinterest.com]



Magdalena: Aku, Ipin
Papah: Kalau kakak Magdala?
Magdalena: Kakak, Upin.
Papah: Aku?
Magdalena: Papah, Atuk
Papah: Lha mamah?
Magdalena: Kak Ros!!!!