Tiba-Tiba

Semalam, Magdala ngajak pergi ke angkringan kang Slamet. Sesampainya di situ, dia langsung clingak-clinguk mencari tahu bacem. Setelah gak menemukan yang dia cari, dia lalu ngomong, "Gak ada, pah"

"Ya udah, ambil yang lain. Gorengan atau sate", kataku
"Gak mau"

Tapi dia belum beranjak, sementara aku ngobrol sama kang Slamet.

Tiba-tiba dia nyeletuk, "Pak, ada tangan!", sambil menunjuk cakar ayam.

Aku tersenyum, seorang bapak yang sedang menikmati cakar ikut tersenyum, lalu ngomong saya Magdala, "Nih, mau tangan?"

"Gak", jawab Magdala

Aku masih ngobrol sama kang Slamet, sambil menungu pesanan jahe panas. Lalu aku melihat lagi ke arah Magdala, waktu itu dia sudah memegang setusuk sate telur puyuh. Aku tersenyum.

Melihatku memerhatikannya, Magdala lalu ngomong, "Tiba-tiba tanganku ngambil sendiri kok, pah. Bener!"

Aku senyum, sambil mengelus kepalanya. lalu aku ngobrol lagi dengan kang Slamet. Tak berapa lama, aku menengok lagi ke arah Magdala yang sudah menggigit satenya.

Dia kemudian ngomong, "Tiba-tiba mulutku makan sendiri kok pak".

Kembali aku tersenyum.