Jangan Percaya



Beberapa hari lalu setelah pergi seharian, om Toyo dan om Prast mampir ke rumah sekitar jam 9 malam. Sebelum mereka berdua pamit pulang, kami berbincang dulu. Selain kami bertiga, kedua anak saya juga ikutan nongkrong di teras rumah.

Tak afdol jika ngobrol tidak ditemani dengan kopi panas, maka istri saya menghidangkan 2 gelas kopi susu untuk kedua orang tamu kami.
Perbincangan tidak dibatasi oleh sebuah topik khusus, meski pada awalnya membahas sejarah walisongo berdasarkan buku Babad Walisongo yang ditulis oleh Yudhi AW, namun perlahan-lahan bergeser ke arah bagaimana menjalani hidup, baik berdasarkan ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu leluhur Jawa.

Bagaimana nasib baik dan nasib buruk yang menimpa kita berasal dari Sumber yang sama. Bagaimana kita menyikapinya. Bagaimana leluhur kita hidup berdampingan dengan alam. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Namun perbincangan terhenti sejenak dan berubah menjadi tawa yang tak kunjung mandheg ketika di tengah perbincangan anak laki-laki saya nyeletuk dan ngomong kepada kedua tamu saya, "Omongannya papah jangan dipercaya!".

No comments:

Post a Comment